Kamis, 12 November 2015

Perjuangan Masuk Kamboja

Ta Prohm, Angkor Wat, Cambodia

Banyak hal yang berjalan diluar rencana sejak awal akan masuk negara Kamboja. Well, lumrah sih dan justru itu yang membuat perjalanan makin seru dan banyak cerita.

Saya harusnya naik direct bus Bangkok-Siam Reap dari operator Transportation Co Ltd. Bus ini government bus dan tiketnya harus beli di terminal Mochit. Harganya lebih mahal  (750 Baht) dibandingkan harga minivan dari agen-agen travel di Khaosan Road tapi katanya kalau naik bus ini sudah “pasti jelas”. Maksudnya “pasti jelas” apa? Bingung juga awalnya sampai saya merasakannya sendiri.

Saya bela-belain ke terminal bus Mochit sehari sebelum keberangkatan. Banyak yang bilang beli pas hari H keberangkatan aja karena pasti dapat tapi entah kenapa instict saya bilang lebih baik booking in advance. Well, ke terminal Mochit itu perjuangan banget loh! Saya harus naik BTS (Bangkok Sky Train) Sukhumvit Line sampai terminal paling ujung Mochit harga tiketnya 42 Baht terus dilanjut naik taksi 40 Baht. Total 82 Baht one way! Waktu tempuh antara 30-45 menit tergantung trafic. Lumayan kan?

Nampaknya semesta tidak mendukung semua perjuangan saya karena setelah jauh jauh ke terminal Mochit tapi tiketnya SOLD OUT dong! Belum lagi dapat bonus kena marah sama petugas loket tiket karena teteup nggak mau pergi dan maksa-maksa dicariin tiket. Akhirnya ditawarin kursi tapi cuma sampe perbatasan aja terus dilanjut taksi. Lah apa-apaan tadi katanya sold out? Saya nggak mau dan melengos pergi. Eh tambah dimaki-maki. Dih galak bener! Akhirnya pasrah pulang dan beli tiket minivan dari agen travel di Khaosan Road yang harganya 450 Baht.

Penderitaan Mochit belum berakhir sampai disitu. Saat perjalanan balik saya ambil taksi lagi buat ke terminal BTS (Bangkok Sky Train). Jaraknya deket sih sekitar 10 menit naik taksi tapi karena lewatnya high way gitu jadi susah kalau mau jalan kaki. Pas bilang ke supir taksinya mau minta diantar ke stasiun BTS, dia pasang muka heran gitu. “What just BTS terminal? That’s so near. I have to wait one hour in  line to get passanger. And just BTS terminal? Seriously?” Jadi taksi-taksi di Mochit ini sistemnya antrian. Kalau ada pelanggan datang maka taksi yang paling depan yang berangkat. Saya jadi nggak enak hati di bilangin begitu sama supir taksi dan sepanjang jalan dia ketawa-tawa sendiri. Serem aja! Akhirnya saya nggak jadi nawar dan ijinin doi pake argometer. Jatuhnya lebih mahal jadi 60 Baht tapi yasudahlah!

Keesokan harinya saya harusnya dijemput jam 7 pagi tapi molor sampe jam setengah 8. Minivan ini bentuknya persis mobil Elf kalau di Indonesia. Satu minivan diisi oleh tujuh orang penumpang. Semua berjalan baik-baik saja sampai pukul 11 siang kami tiba di perbatasan Thailand, Aranyaprathet. Semua penumpang disuruh keluar beserta semua barang bawaan. Ada seorang laki-laki yang selanjutnya menggiring kita ke sebuah bangunan putih untuk mengurus visa tapi kok masuknya lewat pintu belakang ya? Karena tidak perlu Visa saya disuruh menunggu diluar bareng pasutri Jerman yang udah ngurus visa online. Dari hasil ngobrol-ngobrol saya baru tahu kalau harga tiket minivan mereka lebih murah. 600 Baht round trip Bangkok-Siem Reap. Rugi 150 Baht deh!

Setelah setengah jam nunggu saya disuruh jalan duluan ke border. Akhirnya kita bertiga jalan ke border dan alamaaaaaak antrinya panjang betul. Setelah nunggu setengah jam baru ada yang bilangin kalau kita salah antrian. Counter untuk foreign passpor ada di dalam gedung dan tidak ada antrian. Ternyata tadi kita antri di counter untuk passpor thailand. Saya panik karena departure card sempat hilang tapi akhirnya ketemu setelah bongkar dompet. Huff! Ada ada aja!

Beres di border Thailand lanjut jalan kaki ke border Kamboja di Poipet. Border ini rame banget beneran deh! Selain banyak kendaraan herannya banyak juga pedagang yang seliweran. Kaget juga karena bangunan imigrasi di Poipet ini sangat sederhana. Lantainya semen terus dinding sama atapnya dari seng alumunium. Kebayang nggak panasnya kayak apa di dalem sini! Kita bertiga nongkrong nungguin yang lain di bawah kipas angin tapi keringet tetep ngucur. Satu setegah jam kemudian karena udah nggak tahan panas akhirnya kita antri imigrasi duluan. Antrinya lumayan panjang tapi prosesnya lancar kok!

Setelah 2 jam lebih steaming akhirnya rombongan kita lengkap juga dan siap melanjutkan perjalanan Poipet-Siam Reap. Kelihatan jelas pada bete karena proses pengurusan Visa yang lama. Dari border kita diangkut naik free shuttle bus ke parkiran bus. Parkiran bus ini bentuknya ternyata mirip terminal. Ada money charger, tempat makan, counter tiket taksi sama bus juga ada. Nah disini mulai terjadi ketidakjelasan dari agen travel.

Saya pikir perjalanan akan dilanjutkan dengan minivan yang sama dari Thailand tadi namun ternyata tidak. Para penumpang minivan ternyata dipindah dan disatukan ke dalam satu bus besar. Parahnya jadwal keberangkatan bus ini tidak pasti karena bus baru akan berangkat kalau semua kursi sudah terisi penuh penumpang. Pihak tour agen bilang worst case nya kita harus nunggu sampai dua jam lagi baru berangkat. Yakali another two hours?! Mau marah rasanya tapi ya gimana udah bayar lunas dan percuma juga marah.

Dikala emosi labil gini eh bisa-bisanya pihak tour agen jualan jasa taksi. Dia bilang kalau taksi bisa berangkat sekarang dan nggak perlu nunggu. Terus kalau naik taksi cuma 5 jam aja sedangkan kalau naik bus bisa sampe 7 jam. Jelas jualan doi nggak laku karena pada ogah rugi udah bayar full tiket ke Siem Reap. Mending sabar dan bertahan nunggu 2 jam sambil ngelurusin kaki. Setelah jualan jasa taksi gagal entah kenapa kita tiba-tiba dipanggil masuk bus. Nggak nyampe 15 menit bus udah penuh dan siap berangkat ke Siem Reap. Dalem bus saya jadi nggosip ke temen sebelah kalau tadi itu mungkin scam biar pada milih naik taksi aja daripada lanjut pakai bus.

Jam setengah 8 malam akhirnya saya tiba di Siem Reap. Tidak ada terminal bus sentral di Siem Reap. Setiap operator bus punya depot pemberhentian bus masing-masing. I have no idea where I am. Tempat ini kayak lapangan yang dipagari seng tinggi dan ada beberapa bus parkir disitu. Lokasinya lumayan jauh dari jalan raya. Begitu turun dari bus langsung dikerubutin supir tuk-tuk. Bingung harus ngapain dulu? Harusnya ada free pick up service dari hostel tapi ini lokasinya kok kayak in the middle of nowhere gini yaa. Berhubung udah males ribet cari pinjeman telefon atau beli kartu buat telefon hostel jadinya naik tuk tuk deh.

Pengalaman pertama naik tuk-tuk ternyata lumayan bikin jantung berdebar. Tuk-tuk itu sepeda motor yang belakangnya disambung ke sejenis gerobak. Nah yang bikin serem itu sambungannya yang nggak stabil jadi gerobaknya masih bisa goyang kiri kanan waktu belok. Supir tuk tuk nya juga bawanya ngebut nggak pake rem jadi pas lewat polisi tidur terus belok eh gerobaknya miring dong. Adrenalin rush banget! Sebenernya ini sangat tergantung dari kondisi tuk tuk dan supirnya sih karena saya pernah naik tuk tuk yang stabil karena motornya laki yang gede gitu sama gerobaknya kokoh. Ngeri-ngeri sedap dan yang penting dapet pengalaman baru walaupun agak bahaya juga! Saya harus bayar 4 USD untuk sekitar 20 menit naik tuk-tuk dari tempat bus tadi ke hostel. Mahal sih tapi nggak ada pilihan lain.

Sebenernya waktu tempuh normal kalau pakai government bus adalah 8-9 jam perjalanan dari Bangkok-Siem Reap. Bandingkan dengan saya yang harus menempuh waktu lebih dari 12 jam perjalanan ditambah emosi. Memang ada harga ada kualitas yaah!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...