Rabu, 02 Desember 2015

Hammam : Mandi Tradisional Ala Raja di Turki

Perangkat mandi Hammam : kain pestamal, scrubber, tiket treatment
Saya mengetahui informasi tentang Hamam dari buku Lonely Planet ketika sedang research untuk bikin itinerary Turki. Nah Hamam ini kata Lonely Planet merupakan salah satu aktifitas yang direkomentasikan banget untuk dicoba ketika kita berkunjung ke Turki. Lonely Planet memberikan daftar beberapa pilihan tempat kita bisa melakukan Hamam. Pilihan saya jatuh pada Camberlitas Hamami karena kebetulan lokasinya dekat dengan hostel tempat saya menginap. Selain itu ada harga discount 20% buat yang punya ISIC Card atau kartu identitas pelajar internasional. Kebetulan saya punya ISIC Card jadi ya harus semaksimal mungkin dimanfaatkan hhe! J

Saya mencoba Hamam pada hari terakhir setelah tiga hari full jalan-jalan di Istanbul. Tips ini saya dapat dari seorang teman yang mengatakan kalau Hamam ini enaknya dicoba pada hari terakhir traveling setelah badan dan kaki kita pegal-pegal. Saya pikir Camberlitas Hamami merupakan bangunan yang megah namun ternyata dari luar cuma keliatan 2 daun pintu yang nyempil diantara toko penjual kebab, tukang cukur, dan lampu hias. Saya awalnya sempat ragu-ragu namun setelah ngintip ngintip dari luar akhirnya nekat masuk juga.

Saya disambut seorang receptionist yang menawarkan beberapa pilihan paket Hamam. Kita bisa memilih untuk mandi sendiri (self service bath) atau ada juga attendance yang bertugas untuk memandikan kita. Treatment nya pun macam-macam, mulai dari yang paling basic (only scrub and massage) hingga berbagai treatment tambahan misalnya clay mask atau reflexology. Saya memilih paket yang terdapat attendance untuk memandikan dan treatment yang paling basic. Setelah membayar saya dikasih kunci locker, satu helai kain kotak kotak merah seperti digambar namanya pestamal, sabun atau scrubber, dan satu ticket yang mengindikasikan jenis treatment yang kita pilih.

Saya menuju sebuah ruangan untuk ganti baju. Satu pengunjung mempunyai satu ruang ganti peribadi. Saya diharuskan melepas semua pakaian hingga underwear dan hanya menggunakan kain pestamal sebagai gantinya. Saya meninggalkan semua barang di ruang ganti tersebut, menguncinya, dan menuju tempat mandi. Saya merasa sangat was-was karena berkeliaran hanya dengan menggunakan sehelai kain pestamal. Salah gerak sedikit saja kain ini bisa copot. Horor abis! Kain pestamal ini seukuran taplak meja dan jika saya memakai kain pestamal ini akan seatas lutut. Bayangkan jika bule bule yang tinggi itu memakai pestamal ini. Horor kuadrat! Untungnya cowok dan cewek dipisahkan tempat mandinya.

Suasana dalam Cemberlitas Hammami. Saya nggak bawa kamera masuk karena takut basah dan dikira stalking.
Foto sourse : onewayturkey.com
Setelah berganti pakaian dengan pestamal saya memasuki tempat mandi yang ternyata megah dan unik. Keseluruhan bangunan terbuat dari marmer berwarna putih kecoklatan. Bangunannya berbentuk bulat dengan kubah tinggi sebagai atapnya. Saya seperti berada di giant sauna karena ruangan tersebut dipenuhi dengan uap panas. Saya tidak tahu berapa derajat tepatnya suhu ruangan tersebut namun ketika memasuki ruangan tersebut saya langsung berkeringat disekujur tubuh. Ditengah ruangan terdapat semacam meja marmer super besar dengan diameter kira kira 5-6 meter. Saya langsung rebahan diatas meja tersebut mengikuti yang dilakukan pengunjung lain. Saya sangat menikmati sensasi hangat disekujur tubuh. Sensasi saat butiran keringat mengalir turun dari dahi hingga ke pipi. Saya memejamkan mata sambil menunggu antrian untuk di pijat oleh attendant.
Prosesi Hammam  diawali dengan menyiramkan air dingin disekujur tubuh lalu attendant akan menggosok badan kita dengan scrubber untuk mengangkat kulit mati. Setelah itu disiram air dingin lagi dan dibersihkan dengan sabun. Semua prosesi dilakukan dengan posisi berbaring diatas meja marmer. Bagian paling menyenangkan adalah ketika dipijat setelah dibersihkan dari sisa sisa sabun. Kaki, tangan, dan keseluruhan badan dipuntir, ditekan, dan diurut hingga timbul bunyi gemeretakan. Sensasinya sangat mantap. Selesai dengan tubuh selanjutnya saya berpindah ke ruangan yang lebih kecil. Ruangan tersebut berisi jajaran kursi marmer dengan kran dan bak kecil berisi air. Saya duduk diatas kursi marmer dan dikeramasi. Air diguyur dengan semena mena dengan gayung besar ke atas kepala dan tak lupa pijatan deri ujung kepala hingga leher. Selesai dengan bagian kepala saya pindah ke ruangan ketiga yang berbentuk persegi berisi jajaran shower dalam bilik tertutup. Treatment diakhiri dengan mandi (lagi) yang kali ini dilakukan sendiri. Nah abis mandi untuk yang kedua ini kita akan mengganti pestamal basah kita dengan lilitan handuk besar yang hangat. Nyamaaaaan :)
Seusai Hammam ini badan terasa sangat bersih dan nyaman. Pengalaman yang mungkin sekali seumur hidup yang tak akan pernah saya lupa. Setelah tidur-tiduran sebentar diruang ganti yang memang ada kasurnya saya berganti baju dan jalan pulang ke hostel. Di perjalanan pulang saya berpikir kalau solo traveling sama sekali tidak menyedihkan. Saya sangat menikmati “me time” di Camberlitas Hammami tadi. Traveling never felt so good like this :) I think I get addicted and want to do it more :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...