Minggu, 20 Desember 2015

Ribet Urusan Duit Di Kamboja

Supir Tuk Tuk Di Angkor Wat
Kamboja menurut saya merupakan salah satu negara yang penuh dengan kejutan. Mulai dari saat awal mau masuk ke negara ini yang penuh perjuangan sampai saat keliling dan jalan-jalan disini. Saya nggak nyangka bakal diribetin banget sama urusan duit di Kamboja.

Hal pertama yang bikin ribet adalah di negara ini berlaku dua mata uang yang berbeda yaitu mata uang lokal yang namanya Khmer Riel sama US Dollar. Nilai tukar idealnya adalah 1 USD = 4000 KHR. Setiap transaksi kita bebas pilih pakai mata uang mana. Nah, yang bikin ribet adalah saat kita bayar pakai dollar sering kali uang kembaliannya dikasih riel. Misal kita belanja 0.7 USD dan bayar pakai 1 USD terus dikasih kembalian 1200 KHR. Ribet nggak tuh setiap saat harus ngecek uang kembalian dengan konversi balik ke dollar.

Konversi balik ke dollar kan gampang! Tinggal dikali 4000 KHR beres!

Weeiits, tidak semudah itu sodara-sodara karena kadang-kadang ada toko memberlakukan nilai tukar yang agak berbeda dan tidak ikut standar 1USD = 4000 KHR. Saya pernah balikin uang kembalian ke kasir karena saya pikir kelebihan tapi ternyata nilai tukar disana lebih tinggi (1USD =    4100 KHR). Well, bedanya nggak jauh sih dan saya yang untung juga tapi yang bikin males adalah harus dapet banyak uang koinan.

Ribet kedua adalah di Kamboja mereka tidak menerima semua pecahan dollar. Ini adalah fakta yang baru saya tahu ketika sampe di hostel di Siem Reap. Saat itu saya bayar hostel pakai cash dan tiba-tiba ada uang saya yang dibalikin sama receptionist sambil bilang, “Maaf di Kamboja kami tidak menerima pecahan uang 2 Dollar!” Lah kenapa yaa? Pas saya tanya mereka hanya jawab itu hal yang sudah berlaku secara umum disini. Sip!

Besok harinya karena penasaran, saya iseng belanja ke mini market pake 2 Dollar keramat itu dan ternyata di tolak juga. Saya sempat nyelipin uang 2 Dollar itu di sela-sela pecahan lain buat bayar tuk-tuk eh ketahuan juga. Wahahaha akhirnya uang 2 Dollar satu-satunya itu masih ada di dompet sampai sekarang.

Ribet ketiga adalah saya nggak nyangka kalau harus keluar lumayan banyak duit di Kamboja. Awalnya saya pikir kalau Kamboja adalah negara yang murmer tapi ternyata nggak gitu juga. Tiket pas Angkor Wat yang berlaku sehari harganya 20 USD atau kira-kira 300 ribuan kalau pakai kurs rupiah sekarang yang kira-kira 14 ribu. Terus kemana-mana harus naik tuk-tuk yang bayarnya pakai dollar lagi dan kalau mau dapet murah harus rajin nawar atau sharing. Pernah terpaksa naik tuk-tuk 5 USD karena bus kemaleman dari terminal ke hostel yang ternyata nggak terlalu jauh terus besok paginya di tawarin tuk-tuk dengan harga yang sama buat seharian keliling Angkor. Yasalam, kena tipu deh saya selamen naik tuk-tuk mahal banget T_T

Selain tempat wisata sama transportasi ternyata harga barang kebutuhan sehari-hari pun lumayan juga. Saya terpaksa harus beli odol dan sikat gigi baru karena sialnya kedua barang itu ketinggalan di hostel sebelumnya. Mirisnya harganya mihil bingit yaitu 2 USD untuk sikat gigi standar dan pasta gigi ukuran paling kecil. Oia, air putih kemasan itu juga mahal harganya antara 0.7 USD kalau beli di supermarket atau 1 USD kalau beli hostel. Harganya lebih mahal dari beer dong! Sedihnya lagi biasanya saya bisa minum tap water kalau harga air kemasan mahal tapi di Kamboja tap waternya nggak bisa diminum. Hiks!


Saya sebenarnya nggak habis pikir apakah biaya hidup masyarakat Kamboja memang setinggi ini? Atau mungkin ini cuma karena saya yang tinggal di kawasan wisata komersil Siam Reap? Namun terlepas dari semua anomali, keribetan, dan harga-harga yang mengejutkan itu, Kamboja negara yang sangat menyenangkan kok! J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...