Supir Tuk Tuk Di Angkor Wat |
Kamboja
menurut saya merupakan salah satu negara yang penuh dengan kejutan. Mulai dari
saat awal mau masuk ke negara ini yang penuh perjuangan sampai saat keliling
dan jalan-jalan disini. Saya nggak nyangka bakal diribetin banget sama urusan
duit di Kamboja.
Hal
pertama yang bikin ribet adalah di negara ini berlaku dua mata uang yang
berbeda yaitu mata uang lokal yang namanya Khmer Riel sama US Dollar. Nilai
tukar idealnya adalah 1 USD = 4000 KHR. Setiap transaksi kita bebas pilih pakai
mata uang mana. Nah, yang bikin ribet adalah saat kita bayar pakai dollar sering
kali uang kembaliannya dikasih riel. Misal kita belanja 0.7 USD dan bayar pakai
1 USD terus dikasih kembalian 1200 KHR. Ribet nggak tuh setiap saat harus
ngecek uang kembalian dengan konversi balik ke dollar.
Konversi
balik ke dollar kan gampang! Tinggal dikali 4000 KHR beres!
Weeiits,
tidak semudah itu sodara-sodara karena kadang-kadang ada toko memberlakukan
nilai tukar yang agak berbeda dan tidak ikut standar 1USD = 4000 KHR. Saya
pernah balikin uang kembalian ke kasir karena saya pikir kelebihan tapi
ternyata nilai tukar disana lebih tinggi (1USD = 4100 KHR). Well, bedanya nggak jauh sih dan saya yang untung juga
tapi yang bikin males adalah harus dapet banyak uang koinan.
Ribet
kedua adalah di Kamboja mereka tidak menerima semua pecahan dollar. Ini adalah
fakta yang baru saya tahu ketika sampe di hostel di Siem Reap. Saat itu saya
bayar hostel pakai cash dan tiba-tiba ada uang saya yang dibalikin sama receptionist
sambil bilang, “Maaf di Kamboja kami tidak menerima pecahan uang 2 Dollar!” Lah
kenapa yaa? Pas saya tanya mereka hanya jawab itu hal yang sudah berlaku secara
umum disini. Sip!
Besok
harinya karena penasaran, saya iseng belanja ke mini market pake 2 Dollar
keramat itu dan ternyata di tolak juga. Saya sempat nyelipin uang 2 Dollar itu
di sela-sela pecahan lain buat bayar tuk-tuk eh ketahuan juga. Wahahaha
akhirnya uang 2 Dollar satu-satunya itu masih ada di dompet sampai sekarang.
Ribet
ketiga adalah saya nggak nyangka kalau harus keluar lumayan banyak duit di
Kamboja. Awalnya saya pikir kalau Kamboja adalah negara yang murmer tapi
ternyata nggak gitu juga. Tiket pas Angkor Wat yang berlaku sehari harganya 20
USD atau kira-kira 300 ribuan kalau pakai kurs rupiah sekarang yang kira-kira
14 ribu. Terus kemana-mana harus naik tuk-tuk yang bayarnya pakai dollar lagi
dan kalau mau dapet murah harus rajin nawar atau sharing. Pernah terpaksa naik
tuk-tuk 5 USD karena bus kemaleman dari terminal ke hostel yang ternyata nggak
terlalu jauh terus besok paginya di tawarin tuk-tuk dengan harga yang sama buat
seharian keliling Angkor. Yasalam, kena tipu deh saya selamen naik tuk-tuk
mahal banget T_T
Selain
tempat wisata sama transportasi ternyata harga barang kebutuhan sehari-hari pun
lumayan juga. Saya terpaksa harus beli odol dan sikat gigi baru karena sialnya
kedua barang itu ketinggalan di hostel sebelumnya. Mirisnya harganya mihil
bingit yaitu 2 USD untuk sikat gigi standar dan pasta gigi ukuran paling kecil.
Oia, air putih kemasan itu juga mahal harganya antara 0.7 USD kalau beli di
supermarket atau 1 USD kalau beli hostel. Harganya lebih mahal dari beer dong!
Sedihnya lagi biasanya saya bisa minum tap water kalau harga air kemasan mahal
tapi di Kamboja tap waternya nggak bisa diminum. Hiks!
Saya
sebenarnya nggak habis pikir apakah biaya hidup masyarakat Kamboja memang
setinggi ini? Atau mungkin ini cuma karena saya yang tinggal di kawasan wisata
komersil Siam Reap? Namun terlepas dari semua anomali, keribetan, dan
harga-harga yang mengejutkan itu, Kamboja negara yang sangat menyenangkan kok! J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar