Ta Prohm, Angkor Wat, Cambodia |
Banyak hal yang berjalan diluar rencana sejak awal akan
masuk negara Kamboja. Well, lumrah
sih dan justru itu yang membuat perjalanan makin seru dan banyak cerita.
Saya harusnya naik direct
bus Bangkok-Siam Reap dari operator Transportation Co Ltd. Bus ini government bus dan tiketnya harus beli
di terminal Mochit. Harganya lebih mahal (750 Baht) dibandingkan harga minivan dari
agen-agen travel di Khaosan Road tapi katanya kalau naik bus ini sudah “pasti
jelas”. Maksudnya “pasti jelas” apa? Bingung juga awalnya sampai saya
merasakannya sendiri.
Saya bela-belain ke terminal bus Mochit sehari sebelum
keberangkatan. Banyak yang bilang beli pas hari H keberangkatan aja karena
pasti dapat tapi entah kenapa instict
saya bilang lebih baik booking in advance.
Well, ke terminal Mochit itu perjuangan banget loh! Saya harus naik BTS
(Bangkok Sky Train) Sukhumvit Line sampai terminal paling ujung Mochit harga
tiketnya 42 Baht terus dilanjut naik taksi 40 Baht. Total 82 Baht one way! Waktu tempuh antara 30-45 menit
tergantung trafic. Lumayan kan?
Nampaknya semesta tidak mendukung semua perjuangan saya
karena setelah jauh jauh ke terminal Mochit tapi tiketnya SOLD OUT dong! Belum
lagi dapat bonus kena marah sama petugas loket tiket karena teteup nggak mau
pergi dan maksa-maksa dicariin tiket. Akhirnya ditawarin kursi tapi cuma sampe
perbatasan aja terus dilanjut taksi. Lah apa-apaan tadi katanya sold out? Saya
nggak mau dan melengos pergi. Eh tambah dimaki-maki. Dih galak bener! Akhirnya pasrah pulang dan beli tiket minivan dari
agen travel di Khaosan Road yang harganya 450 Baht.
Penderitaan Mochit belum berakhir sampai disitu. Saat
perjalanan balik saya ambil taksi lagi buat ke terminal BTS (Bangkok Sky Train).
Jaraknya deket sih sekitar 10 menit naik taksi tapi karena lewatnya high way gitu jadi susah kalau mau jalan
kaki. Pas bilang ke supir taksinya mau minta diantar ke stasiun BTS, dia pasang
muka heran gitu. “What just BTS terminal?
That’s so near. I have to wait one hour in
line to get passanger. And just BTS terminal? Seriously?” Jadi
taksi-taksi di Mochit ini sistemnya antrian. Kalau ada pelanggan datang maka
taksi yang paling depan yang berangkat. Saya
jadi nggak enak hati di bilangin begitu sama supir taksi dan sepanjang jalan
dia ketawa-tawa sendiri. Serem aja! Akhirnya saya nggak jadi nawar dan ijinin
doi pake argometer. Jatuhnya lebih mahal jadi 60 Baht tapi yasudahlah!
Keesokan harinya saya harusnya dijemput jam 7 pagi tapi
molor sampe jam setengah 8. Minivan ini bentuknya persis mobil Elf kalau di
Indonesia. Satu minivan diisi oleh tujuh orang penumpang. Semua berjalan
baik-baik saja sampai pukul 11 siang kami tiba di perbatasan Thailand,
Aranyaprathet. Semua penumpang disuruh keluar beserta semua barang bawaan. Ada seorang laki-laki yang selanjutnya
menggiring kita ke sebuah bangunan putih untuk mengurus visa tapi kok masuknya
lewat pintu belakang ya? Karena tidak perlu Visa saya disuruh menunggu diluar
bareng pasutri Jerman yang udah ngurus visa online. Dari hasil ngobrol-ngobrol
saya baru tahu kalau harga tiket minivan mereka lebih murah. 600 Baht round trip Bangkok-Siem Reap. Rugi 150
Baht deh!
Setelah setengah jam nunggu saya disuruh jalan duluan ke
border. Akhirnya kita bertiga jalan ke border dan alamaaaaaak antrinya panjang
betul. Setelah nunggu setengah jam baru ada yang bilangin kalau kita salah
antrian. Counter untuk foreign passpor ada di dalam gedung dan tidak ada
antrian. Ternyata tadi kita antri di counter untuk passpor thailand. Saya panik
karena departure card sempat hilang
tapi akhirnya ketemu setelah bongkar dompet. Huff! Ada ada aja!
Beres di border Thailand lanjut jalan kaki ke border Kamboja
di Poipet. Border ini rame banget beneran deh! Selain banyak kendaraan herannya
banyak juga pedagang yang seliweran. Kaget juga karena bangunan imigrasi di
Poipet ini sangat sederhana. Lantainya semen terus dinding sama atapnya dari
seng alumunium. Kebayang nggak panasnya kayak apa di dalem sini! Kita bertiga
nongkrong nungguin yang lain di bawah kipas angin tapi keringet tetep ngucur.
Satu setegah jam kemudian karena udah nggak tahan panas akhirnya kita antri
imigrasi duluan. Antrinya lumayan panjang tapi prosesnya lancar kok!
Setelah 2 jam lebih steaming
akhirnya rombongan kita lengkap juga dan siap melanjutkan perjalanan
Poipet-Siam Reap. Kelihatan jelas pada bete karena proses pengurusan Visa yang
lama. Dari border kita diangkut naik free
shuttle bus ke parkiran bus. Parkiran
bus ini bentuknya ternyata mirip terminal. Ada money charger, tempat makan, counter tiket taksi sama bus juga ada.
Nah disini mulai terjadi ketidakjelasan dari agen travel.
Saya pikir perjalanan akan dilanjutkan dengan minivan yang
sama dari Thailand tadi namun ternyata tidak. Para penumpang minivan ternyata
dipindah dan disatukan ke dalam satu bus besar. Parahnya jadwal keberangkatan
bus ini tidak pasti karena bus baru akan berangkat kalau semua kursi sudah
terisi penuh penumpang. Pihak tour agen bilang worst case nya kita harus nunggu sampai dua jam lagi baru berangkat.
Yakali another two hours?! Mau marah
rasanya tapi ya gimana udah bayar lunas dan percuma juga marah.
Dikala emosi labil gini eh
bisa-bisanya pihak tour agen jualan jasa taksi. Dia bilang kalau taksi bisa
berangkat sekarang dan nggak perlu nunggu. Terus kalau naik taksi cuma 5 jam
aja sedangkan kalau naik bus bisa sampe 7 jam. Jelas jualan doi nggak laku karena pada ogah rugi
udah bayar full tiket ke Siem Reap. Mending sabar dan bertahan nunggu 2 jam
sambil ngelurusin kaki. Setelah jualan jasa taksi gagal entah kenapa kita
tiba-tiba dipanggil masuk bus. Nggak nyampe 15 menit bus udah penuh dan siap
berangkat ke Siem Reap. Dalem bus saya jadi nggosip ke temen sebelah kalau tadi
itu mungkin scam biar pada milih naik
taksi aja daripada lanjut pakai bus.
Jam setengah 8 malam akhirnya saya tiba di Siem Reap. Tidak
ada terminal bus sentral di Siem Reap. Setiap operator bus punya depot pemberhentian
bus masing-masing. I have no idea where I
am. Tempat ini kayak lapangan yang dipagari seng tinggi dan ada beberapa
bus parkir disitu. Lokasinya lumayan jauh dari jalan raya. Begitu turun dari
bus langsung dikerubutin supir tuk-tuk. Bingung harus ngapain dulu? Harusnya
ada free pick up service dari hostel tapi ini lokasinya kok kayak in the middle of nowhere gini yaa.
Berhubung udah males ribet cari pinjeman telefon atau beli kartu buat telefon
hostel jadinya naik tuk tuk deh.
Pengalaman pertama naik tuk-tuk ternyata lumayan bikin
jantung berdebar. Tuk-tuk itu sepeda motor yang belakangnya disambung ke
sejenis gerobak. Nah yang bikin serem itu sambungannya yang nggak stabil jadi
gerobaknya masih bisa goyang kiri kanan waktu belok. Supir tuk tuk nya juga
bawanya ngebut nggak pake rem jadi pas lewat polisi tidur terus belok eh
gerobaknya miring dong. Adrenalin rush banget! Sebenernya ini sangat tergantung
dari kondisi tuk tuk dan supirnya sih karena saya pernah naik tuk tuk yang
stabil karena motornya laki yang gede gitu sama gerobaknya kokoh. Ngeri-ngeri
sedap dan yang penting dapet pengalaman baru walaupun agak bahaya juga! Saya
harus bayar 4 USD untuk sekitar 20 menit naik tuk-tuk dari tempat bus tadi ke
hostel. Mahal sih tapi nggak ada pilihan lain.
Sebenernya waktu tempuh normal kalau pakai government bus adalah 8-9 jam perjalanan
dari Bangkok-Siem Reap. Bandingkan dengan saya yang harus menempuh waktu lebih
dari 12 jam perjalanan ditambah emosi. Memang ada harga ada kualitas yaah!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar